Lantunan suara zikir terdengar dari salah satu ruangan yang dipergunakan sebagai Mushala. Di sisi lain, terdapat pula teriakan-teriakan dari balik jeruji besi yang di dalamnya terdapat puluhan pria duduk dengan tatapan kosong dan berlalu lalang memanfaatkan luas ruangan seadanya.

 

Itulah gambaran singkat kehidupan di Yayasan Bina Tauhid Darul Miftahudin yang kini membina sekitar 154 Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dari berbagai daerah. Rata-rata para ODGJ tersebut berasal dari titipan Dinas Sosial, Polsek dan titipan dari keluarganya.

Awalnya yayasan yang didirikan oleh Haji Ropiuddin Sukarta Dirdja atau yang akrab disapa Hendra Hambaro ini didirikan untuk pesantren salafi dengan kegiatan mengaji dan menghafal Al-Quran yang diisi oleh para santri. Namun, pada tahun 2010, pesantren itu berpindah haluan yang bermula dari temannya yang ingin menitipkan ODGJ ke yayasan tersebut.

 

"Pada awalnya saya tidak langsung menyetujui untuk menampung ODGJ di yayasan ini karena saya juga takut dan tidak tahu cara untuk menghadapi ODGJ. Namun, setelah empat kali permohonan dengan restu dari keluarga dan konsultasi dengan dokter akhirnya saya menyetujuinya," kata Hendra kepada Republika beberapa waktu lalu.

 

Tak disangka berkat kabar dari mulut ke mulut dalam kurun waktu satu tahun yayasan tersebut sudah menampung sebanyak 12 ODGJ. Namun, di sisi lain keberadaan ODGJ juga membuat 57 santri di yayasan tersebut mengundurkan diri satu demi satu.

Dalam membina ODGJ, Hendra menggunakkan dua metode pengobatan dengan shalat dan zikir yang dipercaya dapat membuat emosi terkendali.

Dalam membina ODGJ, Hendra menggunakkan dua metode pengobatan dengan shalat dan zikir yang dipercaya dapat membuat emosi terkendali, serta penggunaan obat medis rujukan. Selama 12 tahun berdiri sudah 1.229 pasien yang sembuh bahkan beberapa penyintasnya mengabdi di yayasan untuk membantu Hendra melayani para ODGJ.

 

Menurut Hendra kendala terbesar dalam mengelola yayasan itu adalah urusan dana. Karena dia tidak mematok tarif kepada para penitip sedangkan kebutuhan makan sehari-hari ODGJ binaan harus tetap terpenuhi dan ruangan yang sudah melebihi kapasitas. "Metodenya subsidi silang tapi kebanyakan silangnya daripada subsidinya, tapi saya yakin dengan janji Allah untuk tetap memberikan rezeki dalam menjalankan amanah ini," ujar Hendra.

Foto dan Teks

Putra Muhammad Akbar/Republika

 

Editor

Edwin Dwi Putranto

 

Desain

Baskoro Adhy

top

Jiwa yang Hilang

Mencari

Lewat Lantunan Zikir